Profile

Appearance

Personality

Story

Trivia

Relations

NamePetra Bernadeth
NicknamePetra, Pet, Peber
BirthplaceBrockvile, Ontario
Date of Birth8 September 1995
GenderFemale
ReligionChristian
NationalityIndonesia
Blood TypeO
ZodiacVirgo
Sexual OrientationBisexual
OccupationSinger (temporal)
Height160 cm (5'3")
Weight47 kg (104 lbs)
Eye colorsDark brown
Hair colorsBlack (often dyed)
Face claimSon Seung-Wan

loading . . .

Ia lahir di negeri Barat. Hidung mancung dan kulit putihnya seolah berkata demikian. Namun kenyataannya, ia hanyalah seorang anak yang sejak kecil diserahkan oleh Ibunya agar dirawat oleh pamannya yang tinggal sejak lama di Jakarta.

Namanya Febrian Bernadus, seorang pria blasteran. Sementara bayi perempuan yang diserahkan oleh saudarinya itu sama sekali belum bernama. Katanya, saudarinya itu harus mengurus suatu hal sehingga tidak dapat merawat sang anak. Suaminya? Entah ke mana. Bahkan Febrian sama sekali tidak pernah mendengar tentang berita pernikahan saudarinya itu.

Berbekal sebuah janji, bahwa saudarinya itu akan kembali menemui putrinya ketika saatnya telah tepat nanti, Febrian menggendong bayi perempuan itu. Ia menamainya Petra, dan menyematkan nama Bernadeth yang diturunkan dari nama belakang Febrian sendiri.

Febrian yang masih melajang meskipun saat itu sudah nyaris menginjak usia kepala tiga memilih untuk merawat dan membesarkan Petra. Menyayanginya selayaknya Petra adalah putrinya sendiri. Mungkin Petra yang sejak kecil tidak mengetahui seperti apa rasa sedih ketika ditinggal pergi oleh sang Ibu, karena saat itu ia masih bayi yang hanya bisa menangis dan masih digendong. Namun yang jauh lebih penting, Febrian merawatnya dan mengenalkannya pada kehangatan.

Petra tumbuh sebagai seorang gadis yang periang. Menangis? Tentu saja pernah, ketika ia pulang dari sekolah dan bercerita kepada Febrian dengan memanggilnya Papa, mengatakan kalau ia ditertawai anak laki-laki karena kulitnya terlalu putih. Dan Febrian menghiburnya, mengatakan sebuah alasan kekanak-kanakan bila Petra tidak berasal dari pulau ini. Ia datang dari pulau lain. Ya, memang benar begitu.

Ia dikenalkan tentang hal-hal baik. Tawa, lelucon, kebahagiaan, dan cinta. Febrian memperkenalkan semua itu, melalui sebuah kasih sayang selayaknya orang tua Petra sendiri, dan apa yang selama ini menjadi hobi yang telah mengalir di dalam dirinya.

Musik.

Sejak kecil, Petra diajari untuk bernyanyi. Mulai dari lagu anak-anak yang populer dinyanyikan ketika masih TK. Febrian menemani, dan ikut mendampingi Petra untuk bernyanyi bersama atau sekedar mengiringi Petra dengan memainkan gitar. Bahkan sesekali Petra meminta agar Febrian mengajarinya cara untuk bermain gitar.

Nyatanya, Febrian sendiri tengah mempersiapkan diri. Semakin hari, Petra tumbuh besar. Dan bahkan, Petra masih memanggilnya sebagai Papa. Suatu saat nanti, pasti Petra akan datang dengan sebuah pertanyaan yang jauh lebih serius tentang Ibu dan perbedaan keduanya.

Hal tersebut pun terjadi, ketika Petra yang telah duduk di bangku SMP tengah melamun, dan Febrian menghampirinya. Saat itulah Petra mengetahui, bahwa selama ini Febrian bukan Ayahnya. Melainkan adalah Pamannya. Febrian berkata, bahwa Ibunya sibuk bekerja. Sementara tidak ada kabar tentang Ayahnya. Febrian juga memberi tahu Petra, bahwa Ibunya akan kembali menemuinya ketika saatnya sudah tepat.

Petra merasakan sesuatu yang mengganjal di dalam dirinya. Namun ia tidak dapat mengatakan bahwa itu adalah rasa sedih. Saat itu, ia masih rajin menghitung hari agar usianya segera bertambah hingga saat yang tepat itu akan datang, dan ia bisa bertemu dengan ibunya.

Akan tetapi, kurun waktu berlalu dan Petra telah belajar tentang banyak hal. Penantiannya itu tidak lagi menjadi sesuatu yang sangat ia dambakan. Baginya, sosok Febrian sudah lebih dari seorang Ayah. Dan di samping itu, ada suatu hal yang ikut menemani dan menyadarinya tentang berbagai perasaan.

Bagaikan menurun dari Febrian, Petra benar-benar mencintai musik. Ketika duduk di bangku SMA, Petra bersama empat orang gadis bahkan membentuk sebuah band kecil-kecilan untuk menyalurkan hobi mereka. Petra sangat suka bernyanyi. Baginya, bernyanyi sama dengan berekspresi. Ketika musik itu terdengar gembira, mimik dan alunan suaranya pun begitu riang. Ketika musik itu terdengar sedih, nyanyiannya seolah tengah ikut memahami akan rasa sedih tersebut. Berteriak dengan mencapai titik nota setinggi mungkin, terciptalah sebuah melodi yang sama indahnya.

Rasa cintanya dengan dunia musik diberikan dukungan besar oleh Febrian. Bahkan Febrian sendiri mengetahui tentang band kecil-kecilan milik Petra bersama kawan-kawannya, dan mendukung mereka.

  • Waktu kecil, Petra sempat salah mengingat nama Febrian menjadi Sunardi. Hal tersebut disebabkan karena ia sempat tidak sengaja mendengar percakapan Febrian dengan kawannya yang mengenalnya dengan nama Sunardi. Sampai saat ini, Petra masih mengingat tentang hal tersebut.

  • Bisa memasak, hasil belajar dari menonton tutorial dan diajari Paman Febrian.

  • Dia fleksibel ketika mengobrol dengan orang, dalam penggunaan 'aku-kamu' atau 'lu-gua'.

  • Awalnya tidak mau berkuliah demi bisa fokus di bidang musik.

  • Menyukai hampir seluruh genre musik, bahkan dangdut pun.

loading . . .